Bisnis bahan bakar Pertamina |
"Pemegang saham telah menyepakati pembagian dividen sebesar Rp7,12 triliun," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Mochamad Harun dalam keterangan tertulis, Rabu 15 Juni 2011.
Harun mengatakan, kecilnya peningkatan laba karena tahun lalu perusahaan membukukan kerugian pada bisnis penjualan bahan bakar minyak bersubsidi, sebesar Rp2,5 triliun. "Ini akibat rendahnya patokan alpha [selisih harga dan distribusi] yang diberikan kepada Pertamina," ujar Harun.
Selain itu, Pertamina juga merugi pada bisnis elpiji nonsubsidi, yaitu tabung 12 dan 50 kilogram. Pada bisnis ini Pertamina rugi Rp3,24 triliun. Sehingga bila tanpa kerugian, keuntungan Pertamina bisa mencapai Rp22,51 triliun.
Harun juga mengatakan, laporan penilaian tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan Pertamina berhasil mencapai sehat pada kategori AA dengan skor 90,85. Meningkat dari skor di tahun 2009 yaitu A dengan skor 79,21. Sementara, pencapaian skor GCG Korporat 86.79 persen pada 2010 yang termasuk dalam kategori baik, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 83,56 persen.
0 komentar:
Posting Komentar